Beranda | Artikel
Buah yang Dihasilkan dari Sikap Ikhlas Kepada Allah
Rabu, 7 Februari 2007

 BUAH YANG DIHASILKAN DARI SIKAP IKHLAS KEPADA ALLAH

1. Kemenangan umat
Hal ini sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

إِنَّمَا يَنْصُرُ اللهُ هَذِهِ اْلأُمَّةَ بِضَعِيفِهَا بِدَعْوَتِهِمْ وَصَلاَتِهِمْ وَإِخْلاَصِهِمْ

Sesungguhnya Allah akan menolong umat ini dengan orang-orang lemah dari kalangan mereka, dengan do’a-do’a mereka, shalat mereka dan keikhlasan mereka.”1

2. Selamat dari adzab di akhirat
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman tentang orang-orang yang bersikap ikhlas:

وَيُطْعِمُونَ الطَّعَامَ عَلَىٰ حُبِّهِ مِسْكِينًا وَيَتِيمًا وَأَسِيرًا﴿٨﴾إِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ اللَّهِ لَا نُرِيدُ مِنْكُمْ جَزَاءً وَلَا شُكُورًا﴿٩﴾إِنَّا نَخَافُ مِنْ رَبِّنَا يَوْمًا عَبُوسًا قَمْطَرِيرًا﴿١٠﴾فَوَقَاهُمُ اللَّهُ شَرَّ ذَٰلِكَ الْيَوْمِ وَلَقَّاهُمْ نَضْرَةً وَسُرُورًا﴿١١﴾وَجَزَاهُمْ بِمَا صَبَرُوا جَنَّةً وَحَرِيرًا

 “Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang di-tawan. Sesungguhnya kami memberi makanan kepa-damu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih. Sesungguhnya kami takut akan (adzab) Rabb kami pada suatu hari yang (di hari itu) orang-orang bermuka masam penuh kesulitan. Maka Allah memelihara mereka dari kesusahan hari itu, dan memberikan kepada mereka kejernihan (wajah) dan kegembiraan hati. Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabaran mereka (dengan) Surga dan (pakaian) sutera.” [Al-Insaan/76: 8-12]

3. Kedudukan yang tinggi di akhirat
Ayat dan hadits yang menjelaskan hal ini banyak sekali, di antaranya adalah ayat yang menceritakan tentang orang-orang yang baik di dalam surat al-Insaan:

فَوَقَاهُمُ اللَّهُ شَرَّ ذَٰلِكَ الْيَوْمِ وَلَقَّاهُمْ نَضْرَةً وَسُرُورًا﴿١١﴾وَجَزَاهُمْ بِمَا صَبَرُوا جَنَّةً وَحَرِيرًا﴿١٢﴾مُتَّكِئِينَ فِيهَا عَلَى الْأَرَائِكِ ۖ لَا يَرَوْنَ فِيهَا شَمْسًا وَلَا زَمْهَرِيرًا﴿١٣﴾وَدَانِيَةً عَلَيْهِمْ ظِلَالُهَا وَذُلِّلَتْ قُطُوفُهَا تَذْلِيلًا﴿١٤﴾وَيُطَافُ عَلَيْهِمْ بِآنِيَةٍ مِنْ فِضَّةٍ وَأَكْوَابٍ كَانَتْ قَوَارِيرَا﴿١٥﴾قَوَارِيرَ مِنْ فِضَّةٍ قَدَّرُوهَا تَقْدِيرًا﴿١٦﴾وَيُسْقَوْنَ فِيهَا كَأْسًا كَانَ مِزَاجُهَا زَنْجَبِيلًا﴿١٧﴾عَيْنًا فِيهَا تُسَمَّىٰ سَلْسَبِيلًا﴿١٨﴾وَيَطُوفُ عَلَيْهِمْ وِلْدَانٌ مُخَلَّدُونَ إِذَا رَأَيْتَهُمْ حَسِبْتَهُمْ لُؤْلُؤًا مَنْثُورًا

“Maka Allah memelihara mereka dari kesusahan hari itu, dan memberikan kepada mereka kejernihan (wajah) dan kegembiraan hati. Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabaran mereka (dengan) Surga dan (pakaian) sutera, di dalamnya mereka duduk bertelakan di atas dipan, mereka tidak merasakan di dalamnya (teriknya) matahari dan tidak pula dingin yang bersangatan. Dan naungan (pohon-pohon Surga itu) dekat di atas mereka dan buahnya dimudahkan memetiknya semudah-mudahnya. Dan diedarkan kepada mereka bejana-bejana dari perak, dan piala-piala yang bening laksana kaca, (yaitu) kacakaca (yang terbuat) dari perak yang telah diukur mereka dengan sebaik-baiknya. Di dalam Surga itu mereka diberi minum segelas (minuman) yang campurannya adalah jahe. (Yang didatangkan dari) sebuah mata air Surga yang dinamakan salsabil. Dan mereka dikelilingi oleh pelayan-pelayan muda yang tetap muda. Apabila kamu melihat mereka, kamu akan mengira mereka, mutiara yang bertaburan.” [Al-Insaan/76: 11-19]

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ أَوَّلَ زُمْرَةٍ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ عَلَى صُورَةِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْر،ِ وَالَّذِينَ يَلُونَهُمْ عَلَى أَشَدِّ كَوْكَبٍ دُرِّيٍّ فِي السَّمَاءِ إِضَاءَةً لاَ يَبُولُونَ وَلاَ يَتَغَوَّطُونَ وَلاَ يَمْتَخِطُونَ وَلاَ يَتْفُلُونَ أَمْشَاطُهُمُ الذَّهَبُ وَرَشْحُهُمُ الْمِسْكُ وَمَجَامِرُهُمُ اْلأَلُوَّةُ -عُوْدَ الطِّيْبِ- وَأَزْوَاجُهُمُ الْحُورُ الْعِينُ، عَلَى خُلُقِ رَجُلٍ وَاحِدٍ، عَلَى صُورَةِ أَبِيهِمْ آدَمَ سِتُّونَ ذِرَاعًا فِي السَّمَاءِ

Kelompok pertama yang masuk Surga adalah dengan seindah bulan purnama, dan yang setelahnya seindah bintang yang paling terang cahayanya di atas langit, mereka semua tidak akan buang air kecil, tidak akan buang air besar, tidak akan beringus, dan tidak akan meludah, sisir-sisir mereka terbuat dari emas, keringat mereka adalah minyak kasturi dan minyak wangi mereka adalah aluwwah -sebatang kayu wangi- sedang isteri-isteri mereka adalah para bidadari, mereka semua dalam satu bentuk dengan paras bapak mereka, Adam dengan tinggi enam puluh hasta menjulang ke langit.” [Muttafaq ‘alaihi]

4. Diselamatkan dari kesesatan di dunia
Salah satu contoh mengenai hal ini adalah kisah Nabi Yusuf Alaihissallam, sebagaimana telah dijelaskan.

5. Sebab ditambahkan petunjuk
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

إِنَّهُمْ فِتْيَةٌ آمَنُوا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنَاهُمْ هُدًى

“…Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Rabb mereka dan Kami tambah-kan kepada mereka petunjuk.” [Al-Kahfi/18: 13]

6. Penghuni langit mencintai orang yang ikhlas
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِذَا أَحَبَّ اللهُ الْعَبْدَ نَادَى جِبْرِيلَ: إِنَّ اللهَ يُحِبُّ فُلاَنًا فَأَحْبِبْهُ فَيُحِبُّهُ جِبْرِيلُ فَيُنَادِي جِبْرِيلُ فِي أَهْلِ السَّمَاءِ: إِنَّ اللهَ يُحِبُّ فُلاَنًا فَأَحِبُّوهُ، فَيُحِبُّهُ أَهْلُ السَّمَاءِ: ثُمَّ يُوضَعُ لَهُ الْقَبُولُ فِي اْلأَرْضِ.

Jika Allah mencintai seorang hamba, maka Allah akan berseru kepada Jibril, “Sesungguhnya Allah mencintai si fulan, maka cintailah ia,” kemudian Jibril pun mencintainya dan berseru kepada penghuni langit, “Sesungguhnya Allah mencintai si fulan, maka cintailah ia,” kemudian semua peng-huni langit mencintainya, lalu ditetapkan baginya keridhaan penduduk bumi kepadanya.” [Muttafaq ‘alaihi].

7. Ditetapkan baginya penerimaan (keridhaan) manusia terhadapnya di muka bumi
Sebagaimana yang dijelaskan di dalam hadits sebelumnya.

8. Nama baik baginya di hadapan manusia
Sebagaimana yang diungkapkan di dalam hadits terdahulu dan sebagaimana yang diungkapkan di dalam sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

مَا مِنْ عَبْدٍ إِلاَّ وَلَهُ صَيْتٌ فِي السَّمَاء، فَإِنْ كَانَ صَيْتُهُ فِي السَّمَاءِ حَسَنًا وُضِعَ فِي اْلأَرْضِ. وَإِنْ كَانَ صَيْتُهُ فِي السَّمَاءِ سَيِّئًا وُضِعَ فِي اْلأَرْضِ

Tidak seorang hamba pun kecuali baginya sebuah reputasi (nama baik) di langit, jika reputasinya di langit itu baik, maka hal itu akan di tetapkan di bumi, dan jika reputasi di langitnya jelek, maka hal tersebut akan di tetapkan pula di bumi.”2

Dikeluarkan dari segala kegalauan (kesulitan) di dunia

Salah satu dalil mengenai hal tersebut adalah kisah tiga orang yang terperangkap di dalam gua.

10. Ketenangan dan kebahagiaan hati
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

Ingatlah, hanya dengan mengingati (berdzikir kepada) Allah-lah hati menjadi tenteram.” [Ar-Ra’d/13: 28]

11.Keindahan iman di dalam jiwa dan kebencian akan perbuatan kefasikan juga kemaksiatan
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَاعْلَمُوا أَنَّ فِيكُمْ رَسُولَ اللَّهِ ۚ لَوْ يُطِيعُكُمْ فِي كَثِيرٍ مِنَ الْأَمْرِ لَعَنِتُّمْ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ حَبَّبَ إِلَيْكُمُ الْإِيمَانَ وَزَيَّنَهُ فِي قُلُوبِكُمْ وَكَرَّهَ إِلَيْكُمُ الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الرَّاشِدُونَ

“Dan ketahuilah olehmu bahwa di kalangan kamu ada Rasulullah. Kalau ia menuruti (kemauan) kamu dalam beberapa urusan benar-benarlah kamu akan mendapat kesusahan, tetapi Allah menjadikanmu cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu serta menjadikanmu benci kepada kekafiran, kefasikan dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus.” [Al-Hujuraat/49: 7]

Telah dijelaskan di muka bagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala menanamkan kebencian kepada Yusuf Alaihissallam akan perbuatan zina, kefasikan dan kemaksiatan, dan bagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala menanamkan kecintaan di dalam dirinya kepada keimanan, sehingga dia lebih memilih penjara daripada memenuhi hawa nafsunya dengan sesuatu yang diharamkan.

12. Pertolongan dari Allah untuk bersahabat dengan orang-orang yang ikhlas
Persahabatan yang terjalin antara para Sahabat Radhiyallahu anhum dengan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan persahabatan di antara mereka adalah dalil yang paling jelas akan hal ini.

13, Sanggup menghadapi berbagai kesulitan di dunia sebesar apa pun kesulitan tersebut
Di antaranya adalah ketegaran Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan ketegaran para Sahabat semuanya, sejarah mereka penuh dengan contoh-contoh di dalam masalah ini.

14. Akhir kehidupan yang baik
Di antara dalilnya adalah kisah seseorang yang telah membunuh sebanyak sembilan puluh sembilan jiwa, lalu dia hendak bertaubat, karena ketulusan hatinya kepada Allah di dalam bertaubat, akhirnya dia meninggal dunia dengan hati yang menghadap kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

15. Do’a yang dikabulkan
Di antara dalilnya adalah kisah terdahulu tentang seorang pemuda yang beriman dan kisah tiga orang yang terperangkap di dalam gua, permasalahan ini sangatlah luas pembahasannya.

16. Kenikmatan di dalam kubur dan kabar gembira bagi dirinya dengan berbagai kesenangan
Hal ini sebagaimana telah kami jelaskan dalam satu hadits yang diriwayatkan oleh al-Barra bin ‘Azib Radhiyallahu anhu di dalam bab: Mengobati Penyakit Riya’ dan Ber-lepas Diri Darinya. Bagaimana amal shalih dapat men-jelma menjadi seseorang yang berparas indah dengan memakai pakaian yang indah dan harum semerbak, dia berkata, “Aku adalah amalmu yang shalih,” dan ketika memberikan kabar gembira, dia berkata, “Aku membawa kabar gembira dengan sesuatu yang dapat memberikan kesenangan bagimu.”3

[Disalin dari buku “IKHLAS: Syarat Diterimanya Ibadah” terjemahkan dari Kitaabul Ikhlaash oleh Syaikh Husain bin ‘Audah al-‘Awayisyah. Penerjemah  Beni Sarbeni, Penerbit PUSTAKA IBNU KATSIR Bogor]
_______
Footnote
1  Shahiih at-Targhiib wat Tarhiib, jilid no. 1.
2  HR. Al-Bazzar dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu dalam Shahiihul Jaami’ (no. 5608).
3  Lihat kitab saya al-Qabru ‘Adzaabuhu wa Na’iimuhu (Siksa dan Nikmat Kubur)


Artikel asli: https://almanhaj.or.id/2046-buah-yang-dihasilkan-dari-sikap-ikhlas-kepada-allah.html